Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereTahukah Anda / Bagaimanakah Kisah Sekolah Minggu di Afrika?
Bagaimanakah Kisah Sekolah Minggu di Afrika?
Tahukah Anda, di Afrika, murid-murid datang ke sekolah minggu dengan bertelanjang kaki? Persembahan mereka lebih mirip sebutir jagung kering daripada koin. Mereka tahu jika hari itu adalah hari Minggu ketika mereka mendengar suara pukulan "lonceng gereja" yang terbuat dari pelek ban tua yang digantung di sebuah pohon. Anak-anak berjongkok di sebuah bangku gereja panjang di bawah atap jerami atau duduk di sebuah tikar jerami dan bahkan di atas tanah.
Ayam-ayam, kambing-kambing, dan babi-babi berjalan kian kemari keluar masuk gereja. Anak-anak selalu menari ketika lagu sekolah minggu dinyanyikan. Drum dan "giring-giring" adalah satu-satunya alat musik yang dimainkan. Tidak ada satu pun anak yang memiliki buku, buku mewarnai, atau malam bekas. Guru mengajar dengan menulis di atas pasir menggunakan tongkat atau sebuah papan kasar yang dicat hitam. Mendramakan sebuah cerita adalah cara mengajar yang populer dan efektif. Beberapa anak bahkan berpura-pura menjadi babi atau keledai, dan membiarkan anak lain berperan sebagai "Yesus" yang menunggangginya ke Yerusalem. (t/Yohanna)
Diterjemahkan dari:
Judul asli artikel | : | Tell Me About An African Sunday School |
Nama situs | : | Ecmafica.com |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Alamat URL | : | http://www.ecmafrica.org/ |
- 5419 reads