Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereSejarawan Gereja / Eusebius
Eusebius
Diringkas oleh: Amidya
Eusebius dari Kaisarea dikenal juga sebagai Eusebius dari Pamfilia. Ia adalah seorang sejarawan Roma yang menjadi uskup di Kaisarea, Palestina. Ia sering disebut sebagai bapak sejarah gereja karena tulisan-tulisan yang ia buat mengenai sejarah gereja mula-mula. Tidak banyak catatan yang ditemukan mengenai awal kehidupan Eusebius. Tempat dan tanggal lahirnya pun tidak diketahui secara persis, bahkan tidak ada catatan mengenai masa mudanya. Eusebius berkenalan dengan Dorotheus, penatua di Antiokhia, dan kemungkinan mendapat bimbingan penafsiran darinya. Ia berada di Kaisarea ketika Agapius menjadi uskup dan bersahabat dengan Pamphilius. Bersama Pamphilius, Eusebius mempelajari Alkitab dengan bantuan Hexapla (edisi Alkitab yang memiliki enam versi, red.) karya Origen dan beberapa tafsiran yang dikumpulkan oleh Pamphilius dalam usaha mempersiapkan versi yang benar.
Pada tahun 307, Pamphilius dipenjara, tetapi Eusebius melanjutkan proyek mereka. Origen, yang telah bekerja sama dengan keduanya, memberikan pembelaan terhadap kasus ini. Namun akhirnya, Eusebius mengakhiri pembelaan tersebut setelah kematian Pamphilius. Ia mengirimkan teks pembelaan tersebut kepada para martir di tambang Phaeno, Mesir. Setelah itu, Eusebius agaknya pergi ke Tirus dan kemudian ke Mesir, di sanalah ia mengalami penganiayaan untuk pertama kalinya. Tuduhan bahwa Eusebius mendapatkan pembebasan dengan memberikan persembahan kepada para dewa diyakini tidak berdasar.
Beberapa waktu selanjutnya, nama Eusebius sudah didengar sebagai uskup Kaisarea. Ia menjadi penerus Agapius, yang masa jabatannya tidak diketahui, tetapi Eusebius sepertinya menjadi uskup setelah tahun 313. Ketika Konsili Nicea diadakan pada tahun 325, Eusebius tampak menonjol dalam pertemuan tersebut.
Dia bukanlah seorang yang memiliki bakat bawaan sebagai pemimpin atau pemikir yang mendalam, melainkan sebagai seorang yang sangat terpelajar dan seorang penulis terkenal yang menikmati bantuan khusus dari kaisar, ia maju di hadapan 300 anggota dewan. Pengakuan iman yang ia usulkan menjadi dasar Pengakuan Iman Nicea.
Eusebius terlibat dalam pengembangan lebih lanjut dari kontroversi Arian dengan Eusthathius, hingga akhirnya Eusthathius dituduh, dihukum, dan dipecat dari sinode di Antiokhia. Setelah Eusthatius disingkirkan, para pendukung Eusebius melanjutkan melawan Athanasius dari Alexandria. Pada tahun 336, Eusebius kembali melawan Arius. Arius dituduh sebagai penganut Sabellianisme dan digulingkan pada tahun 336. Constantine meninggal pada tahun berikutnya dan Eusebius tidak hidup cukup lama setelah dia. Eusebius meninggal pada penghujung tahun 340 atau mungkin pada tanggal 30 Mei 339.
Sumbangsih Eusebius untuk Kekristenan
Dari kegiatan sastra yang dilakukan Eusebius, cukup banyak yang "dicagaralamkan" sampai sekarang. Eusebius telah menjadikan dirinya sendiri sebagai orang yang sangat diperlukan karena metode kepenulisannya, kutipan-kutipannya yang komprehensif dan berhati-hati dari sumber-sumber asli, membuat para penerusnya tidak kesulitan dalam melakukan kerja keras penelitian. Karya-karya sastra Eusebius mencerminkan seluruh perjalanan hidupnya. Awalnya, ia menyibukkan diri dengan pekerjaan menulis kritik Alkitab karena pengaruh Pamphilius. Berikut ini karya-karya tulisan Eusebius.
-
Karya-Karya dalam Kritik Teks Alkitab
-
The Chronicles
-
Buku Church History (Sejarah Gereja)
-
"Life of Constantine" (Kehidupan Kaisar Konstantin)
-
Karya-Karya Historis Minor
Pamphilus dan Eusebius menyibukkan diri dengan membuat kritik terhadap teks Septuaginta Perjanjian Lama dan terutama dari Perjanjian Baru. Sebuah edisi dari Septuaginta tampaknya telah disiapkan oleh Origen, yang, menurut Jerome, direvisi dan diedarkan oleh Eusebius dan Pamphilus. Untuk survei yang lebih mudah mengenai bahan dari keempat Injil, Eusebius membagi edisi Perjanjian Barunya ke dalam paragraf dan disertai dengan tabel ringkasan sehingga akan lebih mudah untuk menemukan perikop yang saling berkaitan.
Dua karya sejarah terbesar Eusebius berjudul "Chronicle" (Sejarah) dan "Church History" (Sejarah Gereja). Karyanya yang sebelumnya, dalam bahasa Yunani berjudul "Pantodape Historia" (Sejarah Universal) dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama (Yunani, Chronographia, "Annals") dimaksudkan untuk memberikan lambang sejarah universal dari sumber, disusun menurut negara. Bagian kedua (Yunani, Chronikoi kanones, "Kronologis Canons") mencoba memberikan sebuah sinkronisme pada bahan sejarah dalam kolom yang sejajar. "The Chronicle" terus bertahan hingga tahun 325. Buku ini ditulis sebelum buku "Church History".
Dalam bukunya "Church History" atau "Ecclesiastical History" (Historia Ecclesiastica), sesuai dengan pernyataannya sendiri, Eusebius berusaha menyajikan sejarah gereja dari para rasul sampai ke zamannya sendiri, dengan memperhatikan secara khusus hal-hal berikut ini:
- suksesi para uskup dalam pandangan para kepala sekolah,
- sejarah para pengajar Kristen,
- sejarah ajaran sesat,
- sejarah Yahudi,
- hubungannya dengan orang kafir, dan
- martir.
Ia mengelompokkan materinya sesuai dengan pemerintahan kaisar, menyajikannya saat ia menemukannya di sumber-sumbernya. Keaslian buku "Church History" karya Eusebius tidak diragukan lagi. Sekali lagi, setiap penemuan baru menunjukkan penggunaan perpustakaan Kaisarea dan Yerusalem secara teliti, hati-hati, dan cerdas. Dalam salah satu kutipan dari Eusebius, ia menyalahkan bencana yang menimpa bangsa Yahudi karena keterlibatan mereka dalam kematian Yesus. Kutipan ini telah digunakan untuk menyerang orang-orang Yahudi dan Kristen. "Sejak saat itu, provokasi, perang, dan rencana jahat terus-menerus terjadi, dan tidak pernah berhenti di kota dan di seluruh Yudea, sampai akhirnya pengepungan Vespasian melingkupi mereka. Demikian pembalasan ilahi menimpa orang-orang Yahudi karena kejahatan yang mereka lakukan terhadap Kristus."
"Life of Constantine" merupakan pidato. Karena itu, gaya dan pemilihan faktanya dipengaruhi oleh tujuannya. Hal ini membuat "Life of Constantine" dianggap kurang memadai sebagai kelanjutan dari "Church History". Seperti yang dikatakan sejarawan Socrates Scholasticus, pada pembukaan sejarahnya, yang dirancang sebagai kelanjutan dari Eusebius, "Penulis hanya sedikit memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan Arius, karena lebih bertekad untuk menyelesaikan retoris karyanya dan pujian dari kaisar, daripada pernyataan yang akurat dari fakta-fakta."
Sebelum menyusun sejarah gereja, Eusebius mengedit koleksi kemartiran dari periode sebelumnya, serta biografi Pamphilus. Martirologi belum selamat secara keseluruhan, tetapi telah dipertahankan hampir sepenuhnya di beberapa bagian. Isinya adalah:
- sebuah surat dari jemaat Smirna tentang kemartiran Polikarpus,
- kemartiran Pionius,
- kemartiran dari Karpus, Papylus, dan Agathonike,
- martir di jemaat Vienne dan Lyons, dan
- kemartiran Apollonius.
Ajaran Eusebius
Dari sudut pandang tinjauan dogmatis, Eusebius berdiri sepenuhnya pada pundak Origen. Seperti Origen, dia memulai dari pemikiran mendasar dari kedaulatan mutlak (Monarchia) Allah. Allah adalah Penyebab dari semua makhluk. Akan tetapi, Dia bukan hanya penyebab, dalam Dia segala sesuatu yang baik turut serta, dari Dia semua kehidupan berasal, dan Ia adalah sumber dari segala kebajikan. Dia adalah Allah yang tertinggi. Allah mengutus Kristus ke dalam dunia, yang juga dapat mengambil bagian dari berkat-berkat yang termasuk di dalam esensi Tuhan. Dalam wujud-Nya sebagai manusia, Kristus adalah satu-satunya makhluk yang benar-benar baik, Ia memiliki citra Allah dan merupakan cahaya abadi.
Yesus adalah pribadi ilahi yang keberadaan-Nya ada sebelum zaman. Yesus dalam kegiatan-Nya adalah sebagai organ Allah, pencipta kehidupan, prinsip setiap wahyu Allah, yang dalam kemutlakan-Nya bertakhta atas seluruh dunia. Logos ilahi ini diasumsikan sebagai tubuh manusia yang tidak diubah dengan cara apa pun dalam keberadaannya. Hubungan Roh Kudus dalam Trinitas Eusebius dijelaskan sama halnya dengan hubungan Putra kepada Bapa. Tidak ada titik dalam doktrin ini yang asli berasal dari Eusebius, semuanya dapat dilacak pada gurunya, Origen. Kurangnya orisinalitas dalam pemikirannya menunjukkan kenyataan dengan sendirinya bahwa ia tidak pernah menyajikan pikirannya dalam sebuah sistem.
Kehebatan dan Keterbatasan Eusebius
Keterbatasan Eusebius berhubungan erat dengan karunianya. Daftar sumber yang digunakan untuk sejarah gereja akan menunjukkan betapa banyak jumlah pekerjaan yang harus dilakukan untuk menguraikan dan menyaring bahan yang begitu padat. Tetapi, pelajaran dari Eusebius tidak dapat diukur oleh Origen. Eusebius bukannya tanpa beban berat di saat bangsa Barbar mulai menyerang gereja di masa yang besar. Pada masanya, tidak seorang pun seunggul dirinya dalam hal belajar. Sejarawan gereja mampu menirunya, tetapi mereka tidak dapat menggantikan tempatnya. (t/Berlin B.)
Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs | Biography Base | |
Alamat URL | http://www.biographybase.com/ | |
Judul artikel | Eusebius of Caesarea Biography | |
Penulis | Tidak dicantumkan | |
Tanggal akses | 29 November 2013 |
- Login to post comments
- 8166 reads