Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereBio-Kristi No. 178 November 2017 / Leo X, Hedonis Renaisans, dan Reformasi Gereja
Leo X, Hedonis Renaisans, dan Reformasi Gereja
Leo X, Hedonis Renaisans, dan Reformasi Gereja
Ditulis oleh: N. Risanti
Leo X tidak memandang serius pergerakan kaum Lutheran seperti yang kemudian ditunjukkan oleh sejarah. Leo percaya bahwa Luther adalah seorang bidat yang ajarannya akan menyesatkan beberapa orang yang setia, dan, seperti yang terjadi pada masa lalu, agama yang benar akan menang pada waktunya. Para sejarawan bahkan meyakini jika saja ia lebih berfokus pada masalah-masalah religius dibandingkan urusan-urusan seni, reformasi gereja mungkin tidak akan pernah terjadi. Sejarah, dengan demikian, akan selalu mengaitkan Leo X dengan kegagalannya dalam membawa gereja ke arah yang benar.
Sebagai seorang penganut Renaisans sejati, Leo X memiliki beberapa peninggalan megah, yang dibangun pada masa pemerintahannya sebagai paus di kota Roma. Gereja Basilika Santo Petrus di Vatikan dan perpustakaan Vatikan merupakan hasil usahanya yang kemegahannya hingga kini masih dapat dinikmati oleh banyak orang di dunia. Mungkin, ungkapan dari Barbara Wertheim Tuchman, seorang sejarawan dan penulis Amerika terhadap Leo X sebagai seorang "hedonis yang berbudaya" menjadi salah satu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan diri dari sosok Paus yang kontroversial ini.
Sumber referensi:
1. Gallaher, John G. Leo X. Pope. Dalam https://www.britannica.com/biography/Leo-X
2. _____. 2001. Pope Leo X. Dalam http://www.pbs.org/empires/martinluther/char_leo.html
3. Webley, Kayla. 2010. Leo X. Dalam http://content.time.com/time/specials/packages/article/0,28804,1981842_1981844_1981624,00.html
4. Wikipedia contributors. Pope Leo X. Wikipedia Dalam https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Pope_Leo_X&oldid=781510682. Diakses pada 23 Mei 2017
- 2415 reads