Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereBio-Kristi No. 165 Oktober 2016 / Lukas
Lukas
Diringkas oleh: N. Risanti
Lukas adalah seorang pribadi yang komprehensif, teguh dalam komitmennya kepada kebenaran, dan senantiasa memeriksa segala sesuatu dengan teliti. Dia merupakan teman dan rekan seperjalanan Paulus yang setia, yang berani menemani, mendampingi, dan mengunjungi Paulus dalam situasi-situasi yang berbahaya. Alasan dari kesetiaannya itu adalah karena dia memiliki suatu tugas untuk dikerjakan, yaitu menuliskan sejarah dari tahun-tahun awal gereja yang didirikan oleh seseorang yang diyakininya sebagai Anak Allah sendiri, yaitu Yesus dari Nazaret.
Latar Belakang Lukas
Meskipun Alkitab tidak banyak menjelaskan mengenai Lukas, tetapi kita dapat menyimpulkan sedikit mengenai diri dan karyanya dengan melihat apa yang dilakukannya ketika dia hidup.
Lukas tampaknya merupakan salah satu dari orang-orang non-Yahudi mula-mula yang bertobat menjadi orang Kristen. Dalam Kolose 4:10-14, Paulus menyebutkan, "di antara rekan sepelayananku untuk Kerajaan Allah, hanya mereka inilah yang berasal dari kalangan orang bersunat, dan mereka telah menjadi penghiburan bagiku." Dalam pernyataan tersebut, tampak bahwa tiga orang yang disebutkan pertama adalah orang-orang Yahudi, sementara yang disebutkannya kemudian, termasuk Lukas, adalah orang-orang non-Yahudi.
Lukas adalah seorang yang berpendidikan, kreatif, berbakat, dan juga merupakan seorang ahli bahasa. Di antara orang-orang Mediterania pada masa itu, orang-orang Yunani adalah orang-orang yang berpendidikan dan terlatih baik, terutama dalam bidang filsafat, pidato, menulis, dan matematika. Meskipun Lukas berbicara dan menulis dalam bahasa Yunani klasik, tetapi dia juga menguasai bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani Hellenistik. Penguasaannya akan bahasa Yunani menjadi kemungkinan bahwa dia adalah seorang Yunani.
Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan jika Allah memanggil seorang Yunani untuk menuliskan salah satu dari keempat Injil yang merupakan biografi singkat Yesus, Sang Mesias, dalam awal Perjanjian Baru, serta dalam dekade-dekade awal gereja dalam kitab Kisah Para Rasul. Lukas pun menjadi satu-satunya penulis non-Yahudi dalam kitab Perjanjian Baru dan menulis dua kitab yang ditujukan kepada orang yang sama, Teofilus.
Teofilus, yang artinya adalah "sahabat Allah", tampaknya adalah seorang non-Yahudi juga karena perkataan Lukas yang menyatakan bahwa dia menulis Injilnya, "supaya engkau dapat mengetahui kebenaran tentang hal-hal yang telah diajarkan kepadamu" (Lukas 1:4). Beberapa ahli menyimpulkan bahwa Teofilus adalah seorang klien kaya yang mendukung Lukas dalam menulis Injil dan Kisah Para Rasul. Tampaknya, dia juga seorang pejabat tinggi di pemerintahan Romawi karena Lukas menyebutnya sebagai "Teofilus yang mulia".
Lukas, Sang Dokter yang Terkasih
Alkitab mencatat bahwa Lukas adalah seorang dokter (Kolose 4:14), yang ditunjukkan melalui rasa hormat dan kasih kristiani Paulus ketika menyebutnya sebagai "tabib yang kekasih". Sebagai seorang dokter, Lukas tertarik dengan kesejahteraan orang-orang yang tergambar jelas melalui Injil yang ditulisnya. Dalam Injilnya, Lukas menunjukkan ketertarikan terhadap kesejahteraan wanita dan anak-anak, sesuatu yang tidak terdapat dalam ketiga Injil lainnya.
Di Yudea, pada saat itu, wanita memiliki posisi yang rendah dalam masyarakat. Namun, sudut pandang Lukas berbeda dengan penggambaran umum terhadap wanita pada zaman itu. Lukas menulis narasi kelahiran Yesus yang ditulisnya dari sudut pandang Maria. Dia juga menulis tentang Elizabeth, tentang Hana, tentang janda di Nain, tentang wanita yang mengurapi kaki Yesus di rumah Simon, serta menggambarkan Maria, Marta, dan Maria Magdalena.
Undangan bagi Para Orang Non-Yahudi
Tampaknya, tulisan Lukas ditujukan terutama bagi orang-orang non-Yahudi, meskipun tidak seluruhnya. Dia menulis Injilnya dengan cara yang lebih mudah untuk dibaca oleh orang-orang non-Yahudi. Penanggalan romawi untuk mengidentifikasi Kaisar dan Gubernur Romawi serta penggunaan istilah Yunani yang sepadan dengan istilah Ibrani asli membuat tulisan Lukas menjadi lebih mudah dipahami oleh orang-orang Yunani. Lukas juga tidak menggunakan kata "rabi" (guru - Red.) yang digunakan oleh orang Yahudi, melainkan kata dalam bahasa Yunani yang berarti "tuan". Selain itu, dalam silsilah Yesus Kristus, dia menelusurinya sampai kepada Adam, dan tidak hanya sampai kepada Abraham saja seperti dalam Matius.
Perbedaan-perbedaan tersebut mengisyaratkan bahwa Lukas kemungkinan besar menulis Injilnya agar menjadi mudah dibaca oleh orang-orang non-Yahudi sehingga mereka menjadi lebih mudah mengenal Yesus dan ajarannya. Para ahli juga menegaskan bahwa Lukas merupakan Injil yang paling mudah dipahami dibanding ketiga Injil lainnya.
Lukas, Sang Sejarawan yang Cermat
Tampaknya, Lukas menulis Injilnya sekitar tahun 60-61 M, kira-kira 30 tahun setelah kematian Kristus, sementara Kisah Para Rasul ditulis sekitar tahun 63. Lukas sendiri bukanlah saksi mata atas pekerjaan-pekerjaan dan ajaran-ajaran Yesus yang luar biasa, melainkan mengumpulkannya dari kesaksian para saksi mata yang lain (Lukas 1:1-2). Hal ini terlihat pada pernyataannya, " seperti halnya catatan yang telah disampaikan kepada kita oleh orang-orang yang sejak semula telah menjadi saksi mata dan pemberita Firman" (Lukas 1:2). Narasumber yang cerita-cerita dan kisah-kisahnya menjadi objek pendengarannya yang saksama adalah kedua belas murid Yesus dan Paulus.
Salah satu keistimewaan Injil Lukas adalah fakta bahwa kitab ini memiliki bahan-bahan yang tidak ditemukan dalam ketiga Injil lain. Hal itu menunjukkan bahwa Lukas mencari dan mewawancarai saksi mata yang lain untuk peristiwa-peristiwa yang dicatatnya. Sebagai seorang sejarawan, Lukas adalah seorang pribadi yang amat teliti. Hal tersebut tampak dalam pemberian penanggalan atas munculnya Yohanes Pembaptis dengan mereferensikan ulang enam penanggalan kontemporer (lihat Lukas 3:1-2). Kecenderungannya akan ketepatan merupakan ciri khas dalam tulisan-tulisan Lukas.
Dalam Kisah Para Rasul, Lukas mengonfirmasi bahwa apa yang diajarkan dan diterapkan Yesus merupakan hal yang juga diajarkan dan diterapkan oleh para rasul dan gereja mula-mula. Selain menulis keterangan dari para saksi mata, Lukas sendiri juga turut mengambil bagian di dalam beberapa peristiwa yang dicatatnya. Bersama Paulus, dia melakukan perjalanan misionarisnya yang kedua dan ketiga, yang tampak dalam Kisah Para Rasul 16:10, pada kata ganti orang "kami". Hal yang sama juga tampak dalam Kisah Para Rasul 28:10-16, 30-31, saat dia melakukan perjalanan bersama Paulus ke Roma selama dua tahun, dan ketika Paulus sedang berada dalam tahanan rumah. Selama itu, Lukas menggunakan setiap kesempatan untuk mencatat banyak kisah dan kesaksian mula-mula untuk dituliskannya dalam kitab Kisah Para Rasul.
Pelajaran-Pelajaran dari Lukas
Banyak hal dapat kita pelajari dari Lukas. Dari ketekunan dan ketelitiannya dalam narasi tentang Kristus dan para rasul, kita dapat melatih kepedulian dalam cara kita berbicara dan menulis tentang orang lain. Kehatian-hatian itu selaras dengan Efesus 4:15, yang menyatakan agar kita "mengatakan kebenaran dalam kasih".
Dari sifatnya yang menyeluruh dan komprehensif, serta teguh dalam komitmen pada kebenaran, kita dapat meneladani sikapnya untuk tidak mengasumsikan segala sesuatu, melainkan untuk memeriksa segala sesuatu dengan teliti. Catatan Lukas tentang orang-orang Yahudi di Berea merupakan contoh yang baik, karena mereka, "menerima firman dengan penuh semangat, sambil menyelidiki Kitab Suci setiap hari untuk mengetahui jika hal-hal itu memang benar" (Kisah Para Rasul 17:11).
Kita perlu meneladani pribadi Lukas yang merupakan pribadi yang berpendidikan, seorang dokter, dan seorang penulis, dengan selalu mendidik diri kita sendiri. Sepatutnya sebagai orang Kristen, kita tidak menganggap diri kita sudah mengetahui segala sesuatu.
Hal terakhir yang perlu kita teladani dari Lukas adalah kesetiaannya kepada Allah, kepada Yesus, kepada firman-Nya, dan kepada para Rasul. Dia adalah teman Paulus yang setia dan loyal, yang terus mendampinginya dalam masa senang maupun sukar. Ini adalah kualitas pribadi yang perlu ditumbuhkan dalam diri setiap orang Kristen. (t/Odysius)
Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Nama situs | : | United Church of God |
Alamat situs | : | www.ucg.org/the-good-news/profiles-of-faith-luke-pauls-beloved-friend-and-companion |
Judul asli artikel | : | Luke - Paul's Beloved Friend and Companion |
Penulis artikel | : | Jerold Aust |
Sumber: Bio-Kristi 165
- Login to post comments
- 24515 reads